Senin, 09 Februari 2009

Si Kupu-Kupu Malam

Kehidupan malam kujalani

Aku pertama kali menjadi pelacur pada usia 15 tahun. Penghasilan yang kudapatkan adalah 40% - 60%, maksudnya aku menerima 40%, sedangkan "mami" mendapat bagian 60% dari bayaranku. Aku sudah tidur dengan banyak laki-laki dari berbagai kalangan dan hal ini terus kujalani sampai usiaku yang ke 19 tahun. Aku juga terjerat dalam dosa pergaulan bebas, minum-minuman keras, narkoba, dan juga seks bebas. Dalam hati kecilku sedikit terbesit betapa kotornya hidupku. Aku berusaha mencari jati diri di tempat yang salah. Namun karena tuntutan kehidupan yang keras, aku tetap menjalani kehidupan malamku ini.

Penyebab aku menjadi kupu-kupu malam

Aku dibesarkan dari sebuah keluarga broken home. Ayah dan ibuku bercerai, lalu masing-masing menikah lagi, dan aku serta kakakku tinggal bersama Oma kami. Tapi perlakuan Oma padaku berbeda dengan perlakuan Oma pada kakak. Aku sering "di anak tirikan", sering dicerca, dicaci maki, dan dihajar oleh Oma, sedangkan Oma selalu membanggakan kakak. Aku berpikir apakah karena aku ini jelek mangkanya Oma membenciku.

Karena tidak tahan dengan perlakuan Oma, aku ikut ke Palembang dengan orang yang pernah kos di rumah Oma. Disana aku membantunya membereskan rumah. Namun karena keadaan keluarganya tidak baik dan sering bertengkar, selalu aku yang dijadikan sasaran kemarahan. Akhirnya setelah 3 tahun di sana, aku kembali ke rumah Oma. Ternyata di rumah Oma, aku tetap diperlakukan seperti dulu.

Akhirnya aku memutuskan tinggal di rumah ayahku. Tapi ternyata kehidupan di sana juga tidak lebih baik. Aku "di anak tirikan" oleh ayah kandungku sendiri. Aku bahkan difitnah menyakiti adik tiriku. Aku sangat benci pada ayahku saat itu juga. Akhirnya karena tekanan-tekanan itulah aku memutuskan menjadi "kupu-kupu malam" sebagai pelampiasan kekesalanku. Padahal orang tuaku adalah orang yang berkecukupan.

Memasuki dunia rumah tangga

Suatu hari karena kecerobohanku, aku dinyatakan positif hamil. Namun pria yang menghamiliku tidak mau bertanggung jawab. Akhirnya aku menikah dengan tetangga dekat rumahku karena ia sangat mencintaiku. Tapi rumah tangga kami berantakan. Suamiku bukanlah tipe orang yang bertanggung jawab. Bahkan ia tetap menjadi pengangguran sampai-sampai aku tetap menjadi pelacur demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika anakku lahir, aku memutuskan bercerai darinya.

Satu tahun kemudian, tahun 1976, aku menikah dengan Edy, pria yang dikenalkan sahabatku. Pergaulan bebas yang kujalani membuatku menjadi seorang yang berkarakter keras namun Edy selalu mengalah padaku. Ia tipe suami yang baik. Karena itulah sifat kerasku semakin menjadi-jadi. Pernikahan kami dikaruniai 4 orang anak namun aku tetap menjalani kehidupan bebasku sehingga aku menelantarkan suami dan anak -anakku.

Tetap tidak bertobat

Bahkan di usiaku yang ke-49 tahun, aku tetap keluar masuk diskotik. Berkali-kali aku hampir OD (Over Dosis), tapi aku tetap tidak kapok juga. Seringkali saat aku OD dan hampir mati, aku mendengar suara- suara yang berkata, "Bukalah matamu..." Namun aku mengacuhkannya. Sampai suatu kali saat aku OD, aku jatuh di tengah diskotik dan ada suara yang berkata, "Lihatlah sekelilingmu..." dan aku melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Orang-orang yang ada di sana berubah menjadi sangat menyeramkan, tidak mempunyai tempurung kepala dan mereka semua bertanduk. Wajahnya sangat menyeramkan. Aku tidak merasa takut saat itu, hanya sedikit drop dan aku memutuskan duduk di tepi panggung.

4 Oktober 2005, ketika sedang berada di dalam diskotik, aku sekali lagi mendengar suara yang berkata, "Pulanglah atau engkau akan terhilang..." Aku merasa sangat takut dan memutuskan tidak akan pernah ke diskotik lagi.

Akhirnya aku sadar akan dosa - dosaku

Sejak saat itu aku tiba-tiba menyadari bahwa dosaku sangatlah parah. Pasti hidupku sangat hancur dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Saat itu juga aku sadar bahwa ternyata selama ini suara-suara itu adalah teguran dariNya padaku. Aku langsung menangis meminta pertolongan dan pengampunan dari Tuhan. Aku tidak ingin masuk ke dalam perapian kekal, aku ingin bebas lepas dari ikatan maut ini. Aku menyalibkan kedaginganku dan aku memikul salibku serta mengikut Yesus dalam hidupku. Aku mulai aktif ke gereja dan mengikuti Family Altar.

Tanggal 19 Mei 2006 aku megikuti sebuah retreat pemulihan. Di sana, ketika didoakan, aku memperoleh penglihatan sebuah hati berwarna biru dan beku seperti es. Ternyata itu adalah hatiku. Saat itu aku sangat membenci keluargaku. Aku menyimpan dendam yang amat dalam kepada mereka. Tapi berkat kasih dan kekuatan yang luar bisa dariNya, aku tiba-tiba dapat mengampuni ayah, ibu, dan Omaku yang telah melukai hatiku. Saat itu juga aku melihat bahwa tangan Tuhan menyentuh hatiku, menggenggamnya, lalu mengubah hatiku yang beku menjadi cair dan berwarna merah terang. Lalu Tuhan mencabut hatiku yang penuh dengan kepahitan itu sampai ke akarnya. Aku dapat merasakan betapa sakitnya dadaku ketika akar kepahitan di hatiku dicabut oleh tanganNya. Aku menangis merasakan sakitnya. Namun setelah itu aku merasakan damai sukacita yang begitu luar biasa. Tuhan benar-benar telah memulihkan hatiku dan juga hidupku.

Hubungan keluargaku dipulihkan

Sepulangnya dari retreat tersebut kehidupan keluargaku berubah drastis. Hubunganku dengan suami dan anak-anakku dipulihkan. Aku meminta maaf sambil menangis dan memeluk mereka satu per satu. Tuhan memang baik. Ia memberikan kasih di hati suami dan anak-anakku sehingga mereka bisa memaafkanku. Semua berjalan dengan luar biasa. Penuh kasih, damai sejahtera, dan sukacita. Kini aku selalu menyempatkan diri untuk meluangkan waktu bersama suami dan anak-anakku. Bahkan aku juga kini melayani di gerejaku. Syukur bagi kebaikanNya, kini aku benar-benar menjadi hambaNya yang taat dan setia dalam seluruh area kehidupanku. (Kisah ini telah ditayangkan 4 Februari dalam acara Solusi Life di O'Chanel).

Sumber Kesaksian :

Willan

Tubuhku Tak Dapat Membeli Kasih Dan Damai

Hanny, parasnya yang cantik dan nakal, membuat banyak lelaki hidung belang tertarik mendekat padanya. Hasilnya, hanya pria yang berbobot yang berhasil kencan dengannya. Karena Hanny hanya bersedia melayani para lelaki hidung belang yang memiliki banyak uang. Hanny selalu memanfaatkan para pria ini, menggantungkan hidupnya sepenuhnya kepada mereka. Bagi Hanny, uang adalah segala-galanya. Uang bisa membuatnya bahagia. Hanny pun terbiasa untuk berhubungan seks demi uang.

Semenjak SMP, Hanny harus melihat bagaimana ayahnya bekerja dengan susah payah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ayahnya hanyalah seorang supir yang penghasilannya sangat kecil dan tidak menentu. Untuk makan pun tidak cukup sehingga seringkali mereka harus berhutang ke orang lain hanya untuk makan. Hanny sedih melihat perjuangan ayahnya yang sepertinya tidak berdampak banyak bagi perekonomian keluarga mereka.

Hanny pun terlibat pergaulan bebas dengan teman-teman yang salah. Hanny mulai belajar menemani om-om, mulai mengerti caranya mencari uang dengan mendekati pria-pria berduit. Sampai akhirnya Hanny memiliki hubungan dengan orang yang sudah memiliki istri dan menyerahkan keperawanannya kepada orang tersebut. Semenjak saat itu, kehidupan malam Hanny pun dimulai dan ia senantiasa berganti-ganti pasangan.

Ketika cintanya telah bersemi dan bertumbuh di hati seorang pria yang saat itu menjadi kekasihnya, malah luka yang diterimanya. Pria itu hanya memanfaatkan Hanny untuk menghasilkan uang. Tanpa perasaan, pria itu menjual Hanny kepada rekan-rekannya yang lain. Hanny yang merasa kepalang basah tak pernah menolak permintaan itu karena yang ada di pikirannya saat itu hanyalah uang. Hidup Hanny pun bergulir dari satu pria ke pria yang lain. Hanny rela mengorbankan hidupnya sendiri agar keluarganya bisa keluar dari kemiskinan.

Saat Hanny pulang ke rumah, justru kesedihanlah yang dirasakannya. Bukannya menyambut kepulangannya, yang ada hanyalah ibunya yang menuntut uang yang lebih banyak lagi dari Hanny. Bila Hanny tidak memiliki uang yang diminta, ibunya akan marah dan tidak menghargai dirinya sama sekali. Adik-adiknya juga melawan terhadapnya, tidak menghargai Hanny sama sekali sebagai sumber pencari nafkah bagi keluarga. Hanny benar-benar merasa pengorbanannya selama ini bagi orang tua dan adik-adiknya tidak berarti sama sekali. Ibunya pun selalu membela adik-adiknya. Hanny benar-benar merasa diperlakukan dengan tidak adil. Hatinya hancur. Hanny semakin merasa hidupnya tidak berarti sama sekali.

Di masa kecilnya, Hanny sering mendapat perlakuan kasar dari ibunya. Kesalahan kecil bisa membuat ibunya marah besar sampai membuat Hanny terluka akibat pukulan ibunya. Tangisan dan permintaan maaf Hanny tidak mampu menghentikan pukulan-pukulan ibunya. Hanny merasa ibunya kurang sayang padanya. Apalagi neneknya sendiri sering mengatakan kalau Hanny hanyalah anak tiri.

"Sebulan sekali saya harus ke dokter karena sering sakit sedangkan uang tidak punya. Mama saya sering bilang, ‘Dasar anak sialan. Sudah kita semua susah masih sakit-sakit terus.' Dari situ saya sedih, kok mama saya bisa bicara seperti itu. Selama ini saya selalu harus bekerja keras di rumah, sedangkan adik-adik saya bisa bebas bermain. Saya tidak punya kebebasan sama sekali untuk menikmati masa kecil saya. Saya sering mengutuki mama supaya cepat mati karena mama juga selalu kutukin saya, bilang tidak tahu diri, penyakitan terus.... Saya berharap kalau saya punya uang, orang tua saya bisa sayang sama saya. Tapi ternyata saya sedang susah, sikap orang tua saya sangat tidak menyenangkan. Hal itu membuat saya memandang uang segalanya bagi saya." kisah Hanny sambil berurai air mata.

Deritanya tiada pernah berakhir. Baginya, rumah telah menjadi siksaan batin dan fisik. Hanny tidak pernah lagi pulang ke rumah. Ia hanya menumpang hidup dari satu pria ke pria yang lain. Uang yang dipikirnya mampu memberikan kebahagiaan dalam hidupnya, malah membuat Hanny terpenjara dalam dosa seks yang semakin hari semakin mengikis habis kebahagiaan yang masih tersisa. Dimanakah kebahagiaan yang sejati itu? Hanny hanya berpikir betapa hina dirinya. Hanya demi uang, Hanny harus memberikan tubuhnya terlebih dahulu. Bukan kesedihan lagi yang Hanny rasakan tapi ia mulai memikirkan dosa akibat perbuatannya. Meskipun hatinya sakit, Hanny benar-benar tidak tahu bagaimana harus keluar dari hidupnya yang penuh ketidakbahagiaan ini. Kebahagiaan dan kedamaian terasa jauh bagi Hanny.

Bagi Hanny, kematian adalah jalan tercepat menuju kebahagiaan. Mencoba untuk bunuh diri pun telah beberapa kali ia coba lakukan. Hanny benar-benar merasa capek hidup dengan dosa sehingga ia tidak dapat mengampuni dirinya sendiri. Hanny tidak memiliki keyakinan lagi untuk melanjutkan hidupnya. Tapi pikirannya akan hidup setelah kematian mengurungkan niatnya itu. Takut akan Tuhan terlintas di hatinya tapi usaha untuk bisa sepenuhnya berubah tak pernah mampu ia lakukan.

Hanny letih dengan hidupnya yang hina dan penuh dengan dosa. Hatinya mulai menjerit dan menangis. Kerinduan akan kehadiran Tuhan memenuhi hati Hanny. Kerinduannya untuk bertemu dengan Tuhan dan mengakhiri hidupnya yang hitam kelam.

Hingga pada suatu malam Hanny bermimpi. Dalam mimpinya, Hanny berjalan di dalam kegelapan. Setiap kali ia mau keluar dari kegelapan itu, ada orang yang selalu mencegat jalannya dan tidak mengijinkannya keluar. Bahkan kalau sampai ia menyebut nama Tuhan Yesus, mereka akan menghukum dirinya. Hanny pun melawan dan saat mereka mau menghajarnya, Hanny berteriak meminta pertolongan kepada Tuhan. Dan di dalam mimpinya, Hanny dipindahkan ke tempat yang terang. Hanny bingung, karena semua orang yang tadi sedang bersamanya tidak ada lagi. Seketika itu juga, Hanny mendengar suara yang lembut sekali, "Anak-Ku, Aku di sini!!".

Hanny bertemu langsung dengan Tuhan di dalam mimpinya. Hatinya senang tidak terkira. Hanny melihat sosok yang sangat besar, dari bumi sampai ke langit IA ada, tapi Hanny tidak dapat melihat wajah-Nya karena wajah itu bersinar dengan amat terang.

"Saya hanya bilang, Tuhan, ampuni saya. Selama ini saya salah, banyak dosa," lalu Hanny pun terbangun. Saat itu Hanny hanya berpikir kalau dirinya sudah meninggal. Ternyata Tuhan masih menginginkan Hanny untuk menjalankan dua hal di dalam hidupnya, yaitu bertobat dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya.

Ternyata tidak semudah itu bagi seorang wanita simpanan untuk berbalik dari hidupnya yang kelam. Hanny tidak keluar dari kehidupan kelamnya. Hingga pada suatu kali ketika Hanny selesai berhubungan seks dengan kekasihnya, dan telah menggunakan obat-obatan terlarang, Hanny mengalami peristiwa yang hampir merenggut nyawanya. Tiba-tiba saja jalan napasnya berhenti. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah besok ia pasti sudah mati. Dalam kesakitan yang tak terkira itu, Hanny mendapati dirinya seperti berada di dalam dunia orang mati, yang ada hanyalah kegelapan. Banyak suara yang mengatakan, "Ini adalah duniamu....ini adalah duniamu...". Banyak terdengar suara orang yang menderita, yang meminta pertolongan tapi Hanny tidak dapat melihatnya. Hanny benar-benar ketakutan karena Hanny tahu kalau memang Tuhan memanggilnya saat itu, ia pasti tidak akan memiliki tempat bersama-sama dengan Tuhan. Hanny kemudian tersadar dan menemukan dirinya masih hidup. Hanny benar-benar minta ampun sama Tuhan dan bertekad untuk berubah.

Hanny pun mencoba untuk keluar dan meninggalkan semua kekasihnya. Ketika Hanny tinggal di kost, ternyata masih ada orang yang memperhatikannya. Seorang teman kostnya sering memperhatikan wajah Hanny yang penuh dengan beban. Kepada teman kostnya ini, Hanny pun menceritakan mengenai pergumulan hidupnya. Dengan lembut, teman Hanny mengatakan kalau Hanny berharga di mata Tuhan dan Tuhan Yesus sayang padanya. Damai sejahtera itu datangnya dari Tuhan, jadi kalau kita hidup di luar Tuhan, pasti tidak akan ada kedamaian. Teman kostnya ini kemudian mendoakan Hanny, memberikan semangat yang baru kepadanya untuk kembali kepada Tuhan dan mengajaknya ke gereja.

Setiap kali ke gereja, khotbah yang didengarnya selalu mengenai topik yang sama, tentang seorang pelacur yang diampuni dosanya dan bagaimana Tuhan memakai hidup pelacur itu. Hanny yang mendengar hal itu langsung menangis, kalau Tuhan bisa mengampuni pelacur itu, kenapa tidak demikian dengan dirinya? Timbul keyakinan di hati Hanny kalau Tuhan pasti akan memulihkan hidupnya juga. Hanny sadar dirinya penuh dengan dosa dan ia menyesalinya di hadapan Tuhan. Hanny berjanji di hadapan Tuhan untuk melepaskan dirinya dari semua dosa-dosanya dan mulai melangkah untuk masuk dalam pengenalan akan Tuhan. Semenjak saat itu Hanny benar-benar mencari Tuhan dan tidak main-main lagi dengan hidupnya.

"Saya yakin Tuhan Yesus sudah mengampuni dosa saya, sudah memulihkan hidup saya dan saya memiliki damai sejahtera. Tuhan masih perduli kepada saya dengan menjauhi semua hubungan perzinahan, narkoba dan saya juga mulai bergaul dengan teman-teman saya yang bisa membangkitkan saya dan membuat saya menjadi baik," kisah Hanny dalam kesaksiannya.

Hanny telah bebas dari dosa seks yang telah mengikatnya selama 20 tahun. Bahkan ia telah menerima kado yang terindah dari Tuhan, buah dari pertobatannya. Hanny bertemu dengan pasangan hidupnya.

"Saya tidak melihat bagaimana masa lalu dia. Walaupun masa lalu Hanny kelam, Hanny juga berharga di mata Tuhan. Saya pun juga harus mengasihi Hanny seperti dia mengasihi saya. Hanny adalah orang terbaik yang diberikan Tuhan kepada saya. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Tuhan mampu mengangkat seseorang dari dosa dan kemudian membebaskannya dari belenggu dosa. Tuhan begitu mengasihi setiap manusia yang berdosa," kisah Slamet, suami Hanny saat ini.

"Setelah ikut Tuhan, saya berbahagia dan memiliki damai sejahtera. Tidak seperti dulu, hidup terasa berat. Setiap masalah kecil menjadi besar. Sekarang Tuhan Yesus sudah membuka jalan hidup saya dan Dia memberikan damai sejahtera-Nya. Tanpa Dia, hidup saya pasti tidak akan seperti ini. Yesus segala-galanya bagi saya. Cuma Dia yang membuat hidup saya menjadi baik," kisah Hanny dengan penuh kebahagiaan.

Tidak cukup sampai di situ Tuhan berkarya atas hidup Hanny. Tim Solusi mengajak kedua orang tua Hanny untuk menyaksikan cuplikan video kesaksian Hanny. Orang tuanya tidak pernah tahu sekelam apa hidupnya Hanny dahulu. Suasana ceria pun seketika berubah menjadi duka. Satu hal yang sangat sulit untuk dilakukan di dalam hidup ini adalah mengampuni orang yang telah melukai kita dan menghancurkan masa depan kita. Namun satu hal yang luar biasa, Hanny rela untuk melakukannya. Dan keluarga Hanny pun dipulihkan.

Sungguh luar biasa kalau kita bisa mengampuni orang lain. Karena waktu kita melepaskan pengampunan, kita dibebaskan dari belenggu amarah dan dibebaskan dari belenggu kebencian. (Kisah ini sudah ditayangkan 28 Januari 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Hanny

Hidup Diperbudak Nafsu

Maria Merry, seorang wanita asal Palembang. Pada usia 21 tahun, ia dipaksa menikah oleh pria pilihan mamanya. Namun pernikahan itu tidak seperti yang Merry bayangkan. Di dalam kehidupan rumah tangganya, Merry tidak mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami istri. Merry sendiri memiliki sifat seorang pemberontak. Jadi terhadap suaminya sendiri ia melawan sehingga percekcokan di dalam rumah tangganya menjadi hal yang biasa terjadi.


Saat anak terakhirnya lahir, Merry mulai mengenal dunia malam. Merry mulai mengenal banyak sekali laki-laki, sampai akhirnya ia menjabat sebagai seorang wanita panggilan yang bisa dibayar. Merry sangat menikmati apa yang dilakukannya saat itu. Ia mendapatkan uang, mendapatkan apa yang ia inginkan. Tipe laki-laki seperti apapun bisa ia dapatkan. Tapi Merry sama sekali tidak mengabaikan tugas rumah tangganya untuk mengurus anak-anak.

Ketika perselingkuhan Merry sering dipergoki oleh suaminya, Merry tetap menjalankan apa yang ia senangi itu. Merry sama sekali tidak memperdulikan perasaan suaminya. Setiap laki-laki yang Merry lihat, apalagi yang terlihat memiliki uang banyak, dengan segera didekati oleh Merry atau bahkan sebaliknya para pria itu yang mendekati Merry.

Tak tahan melihat perselingkuhan Merry, suami Merry pun memutuskan untuk berpisah dengannya. Awalnya Merry melakukan kesenangannya itu hanya demi uang namun dalam perjalanan hidupnya, akhirnya Merry mendambakan seorang laki-laki. Merry tak dapat hidup tanpa laki-laki dan seks.


setelah tujuh tahun hidup bersama dengan seorang pria,

Merry baru menyadari bagaimana ia sebagai seorang wanita hidup di atas penderitaan wanita lain. Pria ini adalah pria terakhir yang menjadi selingkuhan Merry karena Merry tidak dapat melupakan perlakuannya yang amat menyakiti hati.


Suatu hari Merry membutuhkan uang untuk membayar uang sekolah anaknya. Tetapi pria itu memperlakukan Merry seperti seorang pelacur jalanan. Ketika pria itu memberikan uang, saat itu juga dia minta dilayani berhubungan seks. Padahal pada saat itu Merry tidak ingin melakukannya. Saat itu Merry sedang risau karena pembayaran uang sekolah anaknya sudah terlambat.

Dari situlah mulai timbul perasaan benci terhadap pria itu dan cara hidupnya yang salah. Merry mencoba untuk menolak dan protes sampai akhirnya timbul dendam kepada pria itu, mengapa jika dia memberikan uang, Merry harus melayani kebutuhan seks dia terlebih dahulu. Namun tidak ada pilihan, mau atau tidak mau Merry tetap melayaninya pada saat itu.

Perasaan Merry pun terluka, kebencian dan dendam timbul di hatinya. Tidak ada kasih sama sekali, yang ada hanyalah nafsu belaka. Namun Merry tak dapat melakukan apa-apa karena ia memang membutuhkan uang itu. Tapi, semenjak saat itu Merry memutuskan untuk berhenti dari cara hidupnya yang salah. Apa yang Merry harapkan, kasih sayang dan perlindungan dari seorang pria, tidak pernah ia dapatkan. Yang ia dapatkan justru hidup yang hancur dan nama baik yang tercemar.

Akhirnya Merry bertekuk lutut di kaki Tuhan dan Merry memohon agar Tuhan mengubah hidupnya dan menolongnya untuk menahan gejolak birahi itu yang datang begitu kuat. Merry hanya dapat berteriak, "Tuhan, tolong saya Tuhan... tolong saya..."

Merry sering memukul tangannya di tembok dan mengakui di hadapan Tuhan, ia tak dapat menahan hawa nafsu ini.

Saya berdoa minta tolong karena sangat sulit menahan hawa nafsu itu. Hingga akhirnya saya dibebaskan. Perasaan itu hilang dengan sendirinya. Tuhan menjamah saya. Dan sampai detik ini saya menjadi orang bebas berkat pertolongan Tuhan," ungkap Merry penuh ucapan syukur.

Merry akhirnya dibebaskan dari keterikatannya akan seks dan Merry mendapati perasaan itu hilang dengan sendirinya. Tuhan menjamah hidup Merry dan perasaan itu tak dirasakannya lagi sampai saat ini. (Kisah ini sudah ditayangkan 17 Maret 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Maria Merry

Senin, 29 Desember 2008

MENUNGGU HUJAN

“Mungkinkah perasaan akan terhapus oleh waktu.......?” Pernahkah kau mencintai seseorang melebihi apapun hingga dirimu masuk dalam gelombang derita yang membawamu ke tengah laut berbadai .......?”

Ia bertanya padaku ketika sedang menunggu hujan turun. Pertanyaan yang selalu diulanginya saat hujan akan jatuh dan ini entah yang kesekian kalinya. Wajahnya sayu dan di matanya menggantung mendung pekat yang seolah akan segera jatuh menjadi butir-butir air. “Kenapa......?” Ada yang kau takutkan......?” Aku bertanya dan mencoba menahan agar mendung itu tidak jatuh menjadi butiran airmata, karena aku tahu aku takkan tahan melihat orang menangis.

Aku akan terlihat bodoh jika berhadapan dengan seorang perempuan yang menangis. tidak. tidak ada. Terima kasih mau menemaniku menunggu hujan,” jawabnya lalu diam memandang mendung yang belum juga jatuh. “Bukankah bau hujan dan suara air yang jatuh saat hujan terasa menenangkan.......?” Aku kembali bertanya padanya hanya untuk menciptakan percakapan agar kekakuan ini terbunuh. Sebenarnya aku ingin menjelma hujan yang dapat membuatnya tenang. “Kenyataan yang indah akan menjadi lebih indah dalam kenangan, begitu juga sebaliknya.” Ia seperti ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini mengurungnya dalam penderitaan yang aneh, tapi ia kembali terdiam dengan mata terpejam merasakan hembusan angin yang menyusup pori-pori tubuhnya. Damai, itu membuatnya sedikit merasa damai. Bukankah hujan selalu membawa kedamaian dari surga......?”

Aku bertemu dengannya satu tahun yang lalu pada musim hujan di telaga yang terletak sebelah utara rumahku. Setiap musim hujan aku memang selalu datang ke situ untuk memancing sambil menghabiskan beberapa batang rokok seharian. Sengaja aku buat payung besar dan jembatan yang menjorok ke tengah telaga sebagai tempat pemancingan. Kawasan itu begitu senyap seolah belum pernah terjamah dan aku rasa itu kediaman yang terbaik untukku.

Sejak kematian pacarku,aku memilih tempat-tempat yang sunyi agar segala kenangan, keindahan dan kepedihan menyatu bersama sepi. Aku mencari ketenangan dan sebuah kedamaian sambil berusaha keluar dari bayang-bayang kematian pacarku.

Pacarku seorang pelajar di sebuah SMA yang terletak di sebuah desa yang sangat jauh dari kediaman nya. Sikapnya yang lembut dan pemberani. ia terlalu peduli dengan anak-anak yang kelaparan tanpa orang tua mereka. tapi justru kematian datang karena kepeduliannya itu. tanpa di sadari betapa besar rasa kepedulian nya antara sesama.

Pada saat ulang tahun, ia ingin mengajak semua anak-anak yang terlantar tampa keluarga

Untuk datang kerumah nya merayakan ulang tahun nya yang ke 19 makan-makan bersama, namun malang nya nasib pacarku sebuah truk coldiesel menabrak mobil pada saat ia ingin keluar dari pintun mobil itu.

Bagiku pada saat masih ada suatu harapan untuk selalu tersenyum bersama dimana biasanya senang,sedih, di lalu bersama karna dirinya masih sempet di bawa ke rumah sakit dan dapat pertolongan medis.dua hari suda dirinya di rawat tampa sadarkan diri, tapi dara yang tadinya deras keluar dari bagian tubuhnya semankin berkurang hingga pada ahirnya dara itupun hilang. Aku duduk di sebelah kanan pembaringan nya dan ku genggam erat tangan nya seakan aku takkan pernah untuk terpisakan, tiada satu katapun yang bisa terucap dari bibirku perlahan tangan kirinya bergerak meletakkan nya di atas tangan kanan nya yang ku genggam.

Lalu matanya seketika langsung terbuka memberika sebuah senyuman yang terahir buat diriku, senyum lah sayang berikan aku sebuah tanda kenangan cinta dari mu, ku kan pergi dengan seberkas cinta yang tulus dan suci dari hatimu. Cinta ini nggak akan pernah mati meskipun ragaku tak lagi bersamamu.

Lalu ku peluk dirinya dan ku cium keningnya dalam pembaringan itu tangan ku semankin erat di gemgam nya, hanya satu bisikan sayup yang keluar dari bibirnya, sayang aku pergi.

Aku berusaha menerima kenyataan, itulah alasan mengapa aku selalu menyendiri dan selalu menjauh dari keramaian . Paling tidak dengan menyendiri dan menjauh dari keramaian di sini aku telah menjauhkan kenangan yang menghantui. Aku percaya waktu akan melarutkan kenangan walau tak kan habis kikis, sebab kenangan itu sendiri adalah kenyataan lalu yang telah tercatat pada lembar waktu. Waktu yang abadi.

Tapi aku percaya bahwa kenangan itu akan tertutup oleh kenyataan yang tertulis pada lembar waktu berikutnya. Memang tak pernah hilang, tapi akan tertutup, bagaimanapun.
Saat itu aku sedang memancing. Langit gelap, bau tanah meruap dan angin seolah merayap pada tulang. Aku belum dapat seekor ikan, padahal itu yang kuharapkan untuk makan malam.

Di seberang telaga kulihat sesosok tubuh perempuan duduk merangkul lutut menatap ke arahku. Ia tak pedulikan hujan yang mulai lebat. Terus ia menatap butiran air yang menari di telaga menyerupai penari balet yang sedang menceritakan sebuah lakon dengan gerakannya yang lincah. Sesaat ia tersenyum kemudian termenung.

Aku memutuskan untuk pulang karena kondisi tubuhku yang kurang baik. Perempuan itu masih di sana sempat terpikir olehku ia seorang peri yang datang dari hutan sebelah timur untuk menyambut hujan. Ah, aku terlalu tua untuk mempunyai pikiran semacam itu.

Baru sepuluh meter aku melangkahkan kaki terdengar sebuah teriakan keras yang membuatku harus segera bertindak.

Aku berlari bagai kilat tanpa mempedulikan kondisi tubuhku. Untunglah belum terlambat, dibantu beberapa orang penduduk aku mencoba membuatnya sadar.
Di rumah kang Bang Anton, aku menungguinya hingga ia tersadar dan segera kuberi air putih yang telah disiapkan isteri Bang Anton. Sepertinya ia depresi berat sampai bertindak sekonyol itu. Perempuan semuda ini pasti berurusan dengan masalah cinta, aku coba menerka.

Setelah kupastikan ia baik-baik saja aku memutuskan untuk pulang. Kulihat ia tersenyum padaku dan mengucapkan terima kasih dengan suara lirih. Matanya gelap segelap perasaannya, mungkin. Aku pamit pada Bang Anton dan menitipkan padanya perempuan itu sampai keadaannya membaik karena disana ada isterinya yang akan mengurus perempuan itu.

Sesampainya di rumah segera kubalut tubuhku dengan sweater dan jaket. Sial, malam ini dingin merasuk ke tulang-tulangku. Badanku menggigil, kepalaku pusing dan suhu tubuhku sepertinya naik membuatku tak bisa tidur. Aku demam.
Hari ketiga aku sakit aku masih enggan pergi ke puskesmas. Terdengar suara ketukan membangunkanku, jam menunjukkan pukul dua belas siang. Rasa lapar menyerangku dengan dahsyatnya, sejak kemarin aku belum makan apa-apa. Aku memaksakan diri untuk bangun dan langsung melangkah ke arah pintu.

Ternyata yang datang isteri Bang Anton dan perempuan yang kutolong beberapa hari yang lalu. Aku mempersilahkan mereka masuk dan tak ingat dengan kekusutan badanku sebelum perempuan itu tersenyum. Lena segera membereskan rumahku yang berantakan. Ia masih saudaraku, tepatnya sepupuku dan ia sering datang karena orang tuaku jarang tinggal di rumah kerena selalu sibuk dengan pekerjaan di luar dan jarang pulang kerumah sedangkan satu adik perempuan ku yang masih duduk di bangku sekolah smp pulang nya sore. Lena sering datang membawa makanan karena tahu bahwa di rumah aku selalu sendiri.

Sementara perempuan itu menyerahkan rantang makanan kepadaku. Langsung saja aku buka makanan itu dan melahapnya tanpa cuci muka terlebih dahulu karena rasa lapar ini mengalahkan segalanya. “Kamu tidak ikut makan......?”

Aku berbasa-basi karena memang makanannya pun telah habis. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kemudian melangkah mendekati lukisan-lukisan yang terpajang di dinding, mengamati cukup lama lalu beralih ke lukisan berikutnya.

Lukisan-lukisan itu aku buat beberapa tahun yang lalu, salah satunya begitu aku banggakan. Lukisan itu terpajang di kamarku berukuran satu setengah meter persegi. Model lukisan itu adalah pacarku sendiri. pacar tercinta. Sejenak kenangan merebak membungkam diriku menghadirkan kembali pacarku, tapi penyesalan hanyalah kesiaan dan apa yang sebenarnya harus kusesali......?”

Kubiarkan kesedihan ini hadir tanpa sebuah penyesalan, karena aku terlalu tua untuk meratapi sebuah kenyataan hidup.

Beberapa hari kemudian setelah demamku sembuh aku kembali memulai kebiasaan memancing. Langit mendung, angin bertiup agak kencang mengajak dedaunan menari menyambut langkahku kembali. “Mau kemana mendung-mendung begini, nak.....?” Seorang yang sudah sangat tua dengan jenggot putihnya bertanya padaku. “Mancing, pak. Mumpung airnya lagi keruh.” Jawabku singkat sambil tersenyum. Pertama kali aku melihat orang tua itu aku teringat pada Karl Marx dan Darwin karena jenggot putihnya yang dibiarkannya memanjang dari jambangnya. Namanya Pak Mursyd, ia memanggilku dengan sebutan nak padahal itu bukan kebiasaan memanggil orang yang lebih muda di desa ini.

Mungkin karena dia tau aku sudah jauh berbeda dengan yang dulunya bukan seorang pendiam dan selalu ada di keramaian sehingga merasa ibah semacam itu walaupun hal ini sering membuatku sedikit tidak nyaman.
Tak berapa lama aku sampai di tempat pemancingan yang khusus kubuat untukku sendiri, tapi di sana telah ada yang mendahuluiku.
Perempuan itu !

Seperti saat kulihat pertama kali, gelap menggayut di wajahnya yang ayu. Mungkin ia teringat kembali masalahnya. Aku mendekatinya kemudian meletakkan perlengkapan memancingku di bawah payung. “Sedang, menyepi....?” Tanyaku. “Aku menunggu hujan.” Jawabnya singkat tanpa menoleh ke arahku seolah tak ingin terganggu penantiannya. Seribu murung sedang menggantung membuatku berhati-hati untuk sekadar menyapanya.”Aku suka hujan karena aku akan mendapat banyak ikan, kalau kamu......?”

“Aku suka hujan karena hujan itu menenangkan.” Pandangannya masih ke depan sepertinya ia tidak ingin melewatkan tetes air yang pertama jatuh ke telaga. “Mungkinkah perasaan akan terhapus oleh waktu........?” Pernahkah kau mencintai seseorang melebihi apapun hingga dirimu masuk dalam gelombang derita yang membawamu ke tengah laut berbadai......?” Ia menoleh ke arahku, wajahnya menyiratkan sebuah permohonan padaku untuk menjawab pertanyaannya. Aku melemparkan kail ke tengah telaga sementara perempuan itu masih duduk dengan kaki menjuntai ke air dan terus berkecipak. “Siapa namamu.....?” Aku coba memecah kesunyian.
“Niken.” Ia hanya menjawab tanpa ingin tahu nama lawan bicaranya, bukan hanya lawan bicara, tapi orang yang telah menolongnya !

Ternyata ia keponakannya Pak Karyo yang baru saja datang dari kota. Usianya lima tahun lebih muda dariku. Ia masih terlihat belum matang walaupun begitu caranya memandang sangat tajam dan itu mengingatkanku pada sepasang mata pacarku. “Mungkinkah perasaan akan terhapus oleh waktu.....?” Pernahkah kau mencintai seseorang melebihi apapun hingga dirimu masuk dalam gelombang derita yang membawamu ke tengah laut berbadai.........?” Ia kembali bertanya padaku, namun aku hanya diam. Aku tahu ia masih labil dan membutuhkan waktu untuk bisa kembali seperti semula. Aku merasakan seolah diriku sendiri yang bertanya. Bagaimanapun, aku pernah merasakan penderitaan itu.

***
“Mengapa kau selalu menunggu hujan.....?”
“Karena aku menunggu kekasihku yang telah tiada”
“Tapi mengapa hujan.....?”
“Karena kekasihku berjanji ia akan berubah menjadi hujan yang memberiku kedamaian, jika ia meninggal.”
“Bagaimana ia meninggal......?”
“Tertembak.”
“Ia seorang tentara.........?” Aku mencoba menerka, karena memang akhir-akhir ini di ujung negeri ini sering terjadi berbagai pergolakan.
“Bukan, ia seorang mahasiswa. Ia hilang dan tak pernah kembali. Sejak terjadi huru-hara itu ia hilang, tapi ada yang bilang ia dihilangkan. Ia telah menjelma hujan.”

Air matanya mulai berlinang, mendung itu telah berubah menjadi bulir-bulir air. Ya, setelah satu tahun sejak peristiwa di telaga itu aku baru berani bertanya tentang alasannya menunggu hujan. “Mungkinkah perasaan akan terhapus oleh waktu.....?” Pernahkah kau mencintai seseorang melebihi apapun hingga dirimu masuk dalam gelombang derita yang membawamu ke tengah laut berbadai........?”

“Kita sama-sama berlari pada sepi.” Aku mencoba menjawabya walaupun aku tahu itu tidak cukup karena hatinya sendiri telah mempunyai jawaban dan sebenarnya ia hanya membutuhkan pernyataan yang dapat meyakinkan jawabannya. “Kita sendirilah yang dapat mengeluarkan diri kita dari sebuah penyesalan panjang dan percayalah bahwa waktu dapat memburamkan sesuatu jika kau menginginkannya menjadi buram.

Aku bukan seorang malaikat, aku hanya seorang pemancing yang menunggu hujan tiba.” Aku ingin membuat hatinya terbuka. Tiba-tiba ia memelukku dan kurasakan sebuah pesona seperti saat pacarku memelukku dulu. Sepasang mata itu menatapku dengan sayu meminta sebuah perlindungan. Aku kembali menemukan sepasang mata pacarku pada perempuan ini.

Hujan semakin deras mengguyur dan menari seperti penari balet yang mencatat pelukan kami dengan geraknya. Semua kepedihan akan segera hilang bersama redanya hujan. Kami telah menemukan apa yang sebenarnya kami cari saat kami menunggu hujan.



Minggu, 28 Desember 2008

CINTAILAH PEMBERI CINTA PADA HIDUPMU

Masya Allah, seandainya aja kita tau betapa indah anugerah yang Allah berikan pada kita. Begitu indah dunia dengan hadirnya cinta. Cinta adalah anugrah terindah yang pernah diterima manusia,dan akan selalu hidup dalam setiap hati manusia. Cinta bukanlah benda yang diberikan begitu saja dan lalu bisa kita buang bila kita tidak menyukainya.

Banyak cara untuk mencintai, banyak jalan menuju kebahagiaan. Allah memberi kemudahan, Allah juga memberi kesulitan dan cobaan. Namun hanya manusia yang melihat dengan mata hati dan berpikir dengan hati dan cinta yang dapat mengubah semua cobaan dan kesulitan menjadi kemudahan.

Cinta tidak pernah menghitung berapa lama kita menjalin suatu hubungan, tetapi bagaimana kita bisa membuatnya berkembang dengan indahnya. Cinta hanyalah sebuah awal dari seluruh hidupmu. Dan inilah awal hidupku.

Cinta tidak akan pernah mengungkap keburukanmu, tidak pernah membuka sisi negatifmu, dan cinta akan menutup semua kejahatanmu. Cinta adalah saat kamu merasakan bagaimana buruknya keadaanmu setelah kamu kehilangan seseorang yang begitu berarti untuk dirimu, seseorang yang telah mengubah dirimu, seseorang yang membuatmu merasa penting dan akan selalu dibutuhkan. Pada saat itulah cinta datang memberimu harapan untuk dapat hidup kembali dan membiarkanmu meraihnya dengan cara apapun. Cinta akan membantumu menjalani kehidupanmu dengan lebih mudah.

Pada dasarnya cinta tidak akan pernah menyakitimu. Hanya saja kau telah menempuh jalan yang salah untuk meraihnya. Cinta adalah seindah-indah perasaan yang pernah dirasakan manusia. Setialah pada cinta, dan cinta akan setia kepadamu. Cinta tidak akan mengkhianati dan meninggalkanmu. Cinta hanya ingin kamu merasakan apa yang terjadi pada hidupmu kalau cinta tak datang menghampiri dan menyapa hatimu.

Cobalah berpikir betapa cinta telah menyelamatkan nyawamu berulang kali. Bagaimana dia datang kembali padamu setelah kau nyaris kehilangan kendali pada dirimu. Bagaimana dia datang untuk memperbaiki hubunganmu yang kacau. Dan bagaimana dia membuatmu merasa bahwa kamu adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.

Pikirkanlah bagaimana cinta menghadirkan dirinya dalam kehidupanmu. Terlalu banyak yang telah dilakukan cinta hingga mungkin kamu hanya berpikir, ah itu hanya keberuntunganku saja. Cobalah berterima kasih pada cinta. Banyak cara untuk berterima kasih pada cinta. Yang paling utama adalah, CINTAILAH PEMBERI CINTA PADA HIDUPMU. Bayangkan bila tidak ada cinta di dunia ini!

Cinta adalah saat kamu merasa bahagia ketika kamu melihat orang yang kamu cintai bahagia, saat kamu merasa sedih ketika dia sedih, dan menjalani saat-saat sedih dan bahagia bersama-sama. Cinta adalah sumber kekuatan. Cinta adalah saat kamu harus jujur pada dirimu sendiri dan orang yang kamu cintai. Cinta adalah saat kamu mendengar, berbicara dan menghargai kebenaran dan tidak pernah menolaknya. Cinta adalah sumber kebenaran. Cinta adalah saat kamu saling mengerti secara keseluruhan bahwa kamu merasa seperti kamu adalah bagian dari orang lain. Cinta adalah sumber kebersamaan. Cinta adalah kebebasan untuk mengungkapkan segala keinginanmu saat kamu membaginya dengan orang yang kamu cintai. Cinta adalah ketika kamu dan orang yang kamu cintai mengerti perkembangan masing-masing dan bersama-sama mengembangkan cinta yang kalian punyai. Cinta sumber segala sukses. Cinta adalah kebahagiaan saat merencanakan segala sesuatu yang akan terjadi pada hidup kalian berdua dan melakukannya bersama. Cinta adalah pangkal masa depan.

Cinta adalah dahsyatnya badai dan tenangnya pelangi. Cinta adalah pangkal dari semua perasaanmu. Cinta adalah saling memberi dan menerima kehidupan masing-masing, dan dengan sabar mengerti keinginan dan kebutuhan masing-masing. Cinta adalah berbagi segalanya. Cinta adalah saat kamu mengetahui bahwa orang yang kamu cintai akan selalu berada disampingmu apapun yang akan terjadi. Cinta adalah saat kamu saling merindukan dengan orang yang kamu cintai pada saat dia tidak ada disampingmu, dan mengetahui bahwa dia akan selalu ada di hatimu. Cinta adalah sumber dari semua perasaan amanmu. Cinta adalah sumber segala kehidupanmu!